2/17/2012
KELOPAK RINDU TETAP MEKAR
Dedauan rindu bertiup
lambai
dalam hening berwajah muram
disebalik renungan
sebak dijiwa pendam berduka
sendu lara tersembunyi disebalik senyum
hati resah bernyanyi sendiri
irama bagai kan tidak terhenti
dalam gerimis terasa getir
jalan dihati penuh rahsia
dalam taburan rindu
tidak terlayar kalimah
ucapan
walau bertamu
dihadapan
ada rindu yang berkemarau
disebalik ombak membisu
arakkan awan berselindung
cahaya sinar
redup kelopak mata
masih berharap
taburan kerlipan tidak pernah kering
dalam mengusung rindu.
eytafzliz
17/2/12
KALIMAH JANJI
Berlayar kalimah ucapan
berkarang badai
jalan pena terhenti di dada bisu
tersingkap tabir pembuka kata
dalam coretan bayang hitam
berselubung wajah bersarang
sesal
lorong ke lorong di usung diri
tidak mengenali ketakutkan
di lempar rimbunan api
terbakar pedih
bertahan perih
masih pejamkan mata
kerna panjang usia
muda bertahan lama
tiada sesal
tiada rasa
kembalilah walau sejengkal
rasa dihati agar akar kembali bercantum
agar tunas diri terus mekar
tidak di tumbang atau di cantas
rimbunan dosa
harungilah sedetik cuma
usia yang masih bersisa
dengan sebaiknya
yang diberi pada kita
kembali kan diri seputih
tika dilahirkan
mana janji yang telahkita janji
seketika mahu melihat dunia
haruskah janji tinggal janji.
eytafzliz
17/2/12
DISEBALIK CERMIN BERUBAH WAJAH
Ditata hias berubah wajah
asal bentuk dicermin ubah
cantik asal tidak puas
di ubah cermin di letak emas
tinggi rendah ditolak tambah
terang hitam ditabur warna
dipandang megah
walau topeng di wajah
tidak sesuai acuannya
asal bentuk terletak rupa
ubah tetap di ubah
walau sakit menahan diri
puashati menatap cermin
walaupun retak cermin tetap mengangguk puas
melakar diri berubah
asal diri sudah tidak mengenal
hanya kesan jari hitam di cap dikertas
kelahiran dunia sudah sedia ada
semua sempurna di mata sinar cahaya
kekal diri sedia ada
andai berubah corak lukisan wajah
cantik kekal tidak lagi jelas terpapar
lukisan wajah tidak kekal lama
walau di letak emas permata
luput juga satu masa
siramkan wajah dengan cahayanya
sinar kilauan terpancar
NUR terlihat jelas
cantik dipandang tidak puas
hingga terleka menatapnya.
Eytafzliz
17/2/12
MASA ITU EMAS JANGAN DIGADAI
Mengukur masa
dalam hari
setiap detik
setiap saat
masa tetap bergerak
tak berhenti
andai waktu terlepas
tidak ada waktu atau hari itu lagi
tidak juga masa itu di putar
kembali
kenangan masa itu hanya
jadi memori
menatap waktu
menunggu masa
membilang hari
itulah kehidupan terjadi
tidak pernah terputus hari
rugi andai masa terbuang
dalam waktu -waktu di beri
bilang kan waktu dalam sehari
adakah diri menghargai
setiap detik pernahkah
menyesali
kehidupan sesal dalam waktu
pernahkah di renungi
andai waktu berlalu pergi
masih adakah esok
untuk menatap waktu lagi
jangan sesal kemudian hari
masa di beri tidak akan tunggu lagi
tiba masa
tiba waktu
tiba hari
kita akan di rampas pergi
tiada lagi untuk esok hari
masa itu tetap datang dan pergi
jaga masa di beri
janji telah tertulis
bila waktu dan masa kita pergi
belailah masa berbaki ini
masa emas tidak akan digadai lagi
Eytafzliz
17/2/12
MELODI RINDUKU
Irama rindu
berdetik kembali
ada rasa berpaut rindu
angin bawalah rindu berlalu
sampaikan rinduku
tarian jemari terus terukir
bicara rindu
terus menari
walaupun melodinya
tidak seindah
lirik dan kata kata
ini bisa meluruhkan jiwa
dalam gerimis rasa
musim rindu terus kekal
dalam hati
tidak pernah terus hilang pergi
menatap rindu
agar rindu bersulam dihati
rindu beralun rasa
walau jarak pemisah kita
dihati dekat bersua bicara
rindu kau dan aku
terus mengukir bicara
eytafzliz
17/2/12
SEORANG TUA DI KAKI LIMA
Berpanas terik terus perjalanan
sambil mata menoleh kekiri kekanan
mencari tapak persinggahan
di lorong jalanan jadi tempat peraduan
tidak peduli siapa lalu lalang
mata terpejam berselimut mendung hitam
bagi si tua itu lah kehidupan
dalam daif perlu di teruskan
berharap ihsan dari pemberi belas kasihan
kudrat sudah separuh hilang
dulu segalanya mampu di buat sendirian
separuh longgakkan besi di angkat
tanpa pertolongan
kini segala nya hilang
mata sudah tidak kejelasan
tangan bergetar kekebasan
namun gagah jugak mencari
sesuap untuk di mamah hari ini
kerna sisa hidup masih berbaki
terus kais mencari rezeki
bercompang camping tidak pernah di peduli
sejak terbuang tidak di hirau
darah daging sendiri
kehidupan mereka berlimpah mewah
si tua sudah tidak di kenali mereka lagi
yang dulu bergolok gadai
menanggung persekolahan demi kejayaan
kebanggaan anak itu sudah
tersenyum si tua dalam hati
tapi kini kejayaan di rangkul seorang diri
si tua di pinggir bagai pengemis
namun si tua tetap tabah menghadapi
tadah tangan memohon perjalanan
darah yang sama mengalir terus
berjaya dalam arus kehidupannya
tapi bongkaknya si anak dengan kejayaannya
di pinggir si tua terus terlupa
tinggal sehelai sepinggang itulah harta yang ada
meniti hari -hari menatap memori dalam kenangan
baginya hidup apa yang ada
teruskan kehidupan selagi bernyawa
selagi PENCIPTA menerima
dibumi ini hanya sementara
biarlah sisa hidup ini dugaan sementara ada
semoga kehidupan disana akan bahagia
inilah kehidupan si tua
jasanya tidak pernah di kenang sesiapa
terbiarlah dia di kaki lima
tiada tangis dan airmata
kekeringan beku sudah lali usia
teruskan jalanan baki yang ada
EYTAFZLIZ
18/2/12
Langgan:
Catatan (Atom)